Friday, October 19, 2012

97. McDonald’s Pernah Keliru Meluncurkan Produk

mcdonalds all night ad 1024x726 97. McDonalds Pernah Keliru Meluncurkan Produk
Seiring dengan perjalanan waktu banyak pengalaman dan cerita yang kita temui. Pengalaman yang baik akan menjadi sumber motivasi sebagai pendorong menjadi lebih baik. Pengalaman yang buruk menjadi sumber pembelajaran dan perbaikan dari situasi saat ini. Dalam kesempatan ini, Marketeers membagikan 100 Classic Marketing Stories sebagai sumbangan kecil pada dunia bisnis saat ini. Inilah kumpulan dari 100 kasus pemasaran menarik yang pernah terjadi sepanjang masa.

Meskipun mengalami banyak kesuksesan dalam kegiatan pemasarannya, McDonald’s juga beberapa kali mengalami kegagalan dalam memasarkan produknya. McDonald’s pernah mengeluarkan McLean Deluxe (produk ini ditujukan pada konsumen yang sadar akan gaya hidup sehat) selain itu perusahaan juga McDonald’s Arch Deluxe yang tidak sesuai dengan target konsumen yang dituju. Mungkin akan menarik bila kita membahas salah satu kegagalan yang pernah dilakukan McDonald’s ini.

Sejak awal McDonald’s berusaha membuat produk burger yang ditujukan pada kalangan konsumen dewasa. Dan perusahaan juga berusaha untuk membuat produk yang tidak memiliki asosiasi dengan anak-anak. Melalui berbagai persiapan, perusahaan berusaha membuat produk yang dimaksud dan diberi nama Arch Deluxe. Produk ini didesain memiliki kesan dan dipromosikan sebagai produk yang “rumit”. Masalahnya sebagaian besar konsumen memiilih produk justru bukan karena kerumitannya, mereka pergi ke tempat makan ini karena faktor kenyamanan.

Padahal sebenarnya McDonald’s telah memahami hal ini dan tercermin dari kebijakan pemilihan produk di beberapa negara. Sebagai contoh penyediaan produk bir di Jerman, menyediakan daging domba di India, dan produk-produk ini memang hanya tersedia di negara tersebut. Ini merupakan glokalisasi yang dilakukan perusahaan. Sebagian besar konsumen telah tahu apa yang hendak dibeli sebelum mereka sampai di counter McDonald’s. Ketika hendak membeli produk, sebenarnya mereka tidak mau dibombardir informasi mengenai variasi modifikasi yang pada dasarnya merupakan satu produk yakni hamburger.

Kesalahan berikutnya mengenai peluncuran produk adalah usaha McDonald’s membuat produk yang lezat. Namun faktanya, perusahaan tidak pernah memenangi penghargaan sebagai penyedia makanan terbaik. Hal ini juga selaras dengan yang diinginkan konsumen dimana mereka memang datang ke tempat ini karena alasan McDonald’s menyediakan suasana yang bersahabat, bersih, konsisten dan nyaman. Ketika produk ini diluncurkan di pasaran, McDonald tidak menyadari akan persepsi konsumen pada perusahaan.

Akhirnya McDonald’s menyadari hal ini setelah terjadi pergantian di pucuk pimpinan. Jack Greenberg yang mengganti posisi CEO saat itu menyadari bahwa dalam pengembangan produk perusahaan terlalu lama mengambil tindakan dan terlalu lama pula untuk memutuskan apakah perusahaan benar-benar hendak menginginkan hal tersebut atau tidak.

Setelah ditelusuri, peluncuran produk ini berdasarkan riset pasar yang dilakukan. Produk semacam ini memang direspon dengan baik oleh responden, akhirnya berpegangan pada hasil riset McDonald’s langsung meluncurkan produk tanpa pertimbangan lebih lanjut.

Ada beberapa pembelajaran yang bisa diambil seperti perusahaan sebaiknya beroperasi di wilayah yang mereka kuasai, kedua perusahaan sebaiknya menahan nafsu agar tidak mengambil tindakan yang dapat membingungkan konsumen, dan terhadap hasil riset, sebaiknya perusahaan memiliki sikap skeptic dan tidak menelan bulat terhadap hasil yang tersedia tanpa pemikiran lebih lanjut
Artikel ini diadaptasi dari buku Brand Failures karangan Matt Haig

No comments: