Seiring dengan perjalanan waktu banyak pengalaman dan cerita yang
kita temui. Pengalaman yang baik akan menjadi sumber motivasi sebagai
pendorong menjadi lebih baik. Pengalaman yang buruk menjadi sumber
pembelajaran dan perbaikan dari situasi saat ini. Dalam kesempatan ini,
Marketeers membagikan 100 Classic Marketing Stories sebagai sumbangan
kecil pada dunia bisnis saat ini. Inilah kumpulan dari 100 kasus
pemasaran menarik yang pernah terjadi sepanjang masa.
Bila menyebut moge (motor gede), di benak Anda pasti terlintas merk
Harley Davidson. Harley menjadi merek melegenda di kalangan pengendara
motor selama bertahun-tahun. Namun tahukah Anda Harley pernah mengalami
krisis dalam menghadapi serbuan motor Jepang pada beberapa decade yang
lalu?
Harley Davidson didirikan tahun 1903, dan menjadi produsen motor yang
berhasil bertahan setelah 140 perusahaan lainnya memberhentikan
produksinya. Antara tahun 1950 an dan 1960 an, Harley Davidson
menguasai pasar motor besar dan bahkan bisa dibilang sebagai pemain
tunggal pasar tersebut. Namu pada sekitar tahun 1960, Jepang masuk ke
dalam pasar dengan motor ringan dan didukung dengan program pemasaran
besar-besaran. Hal ini menyebabkan meningkatnya permintaan akan sepeda
motor. Tak lama kemudian beberapa pemain seperti Honda, Kawasaki,
Suzuki, dan Yamaha mulai membuat produk motor besar yang berhadapan
langsung dengan Harley Davidson.
Sadar akan potensi pasar yang besar, American Machine and Foundry
memutuskan untuk membeli Harley pada tahun 1969. Untuk meraup permintaan
pasar yang meningkat, AMF meningkatkan kapasitas produksi menjadi
75.000 per tahun. Namun sayangnya perusahaan hanya mengejar kuantitas
dan mengabaikan kualitas. Hanya sedikit budget perusahaan yang
dialkokasikan untuk pengembangan. Hal ini menyebabkan Harley mengalami
kesulitan menghadapi persaingan dengan motor Jepang. Hal ini membuat
geram para pengendara Harley, mereka sangat ingin memperbaiki kualitas
Harley.
Pada tahun 1975, AMF menugaskan Vaughn Beals untuk memperbaiki
kualitas motor dan mengadakan program inspeksi untuk menghilangkan
masalah produksi. Namun perbaikan ini membutuhkan proses dan membutuhkan
waktu bertahun-tahun untuk meningkatkan kualitas dan peforma untuk
bersaing dengan motor Jepang. Agar dapat melakukan perbaikan dengan
maksimal, Wakil Presiden perusahaan Willam G Davidson yang juga biasa
dipanggil “Willie G” dan cucu pendiri Harley sering bergaul dengan para
pengendara Harley. Mereka pun mengubah penampilan mereka dengan
menumbuhkan jenggot, jaket kulit dan celana jins agar dapat diterima
komunitas dengan baik.
Melalui interaksi ini, Willie G menyadari bahwa konsumen Harley
benar-benar mengetahui apa yang mereka inginkan pda motor mereka mulai
dari peralatan, aksesoris sampai detail terkecil. Willie pun sadar bahwa
berbisnis Harley sebetulnya agak menyerupai dengan berbisnis fashion
dimana perusahaan perlu memikirkan selera konsumen saat itu dan
bagaimana produk dirancang untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan
mereka.
Pada tahun 1980 an, perushaan ditinggalkan AMF . Perusahaan mulai
menghadapi kesulitan dalam masalah finansial. Meskipun mulai mendulang
sedikit laba, kreditur perusahaan mulai mendesak untuk meminta
pembayaran utang. Harley pun hampir mengajukan kebangkrutan pada akhir
1985. Namun pihak manajemen berhasil bernegosiasi sehingga perusahaan
dapat tetap hidup dan akhirnya memperoleh keuntungan yang besar.
Hasil nya pada tahun 1990, Harley berhasil menguasai 62 pangsa pasar
motor besar, meningkat dari pangsa pasar sebesar 23 persen dalam tempo
tujuh tahun. Harley juga dikenal sebagai produsen motor berkualitas
tinggi. Meskipun mesinnya tidak secepat motor Jepang, Harley memiliki
basis pengguna yang sangat loyal. Lebih dari 94 persen pengguna
menyatakan bahwa mereka bersedia membeli produk Harley lainnya. Saat
perusahaan mensponsori lebih dari 650 chapters dan 134.000. Pihak
manajemen puncak perusahaan juga sering mengadakan pertemua dengan
perusahaan untuk membicarakan usulan perbaikan produk. Harley juga
berhasil mengembangkan lini produk seperti pakaian, aksesoris, dan
pernak-pernik yang berkaitan dengan Harley.
Saat ini Harley tetap memiliki basis besar pengendara setia Harley.
Komunitas dari berbagai negara juga sering mengadakan acara bersama.
Tingkat loyalitas pengendaranya juga tetap terjaga dan bahkan sangat
setia pada Harley Davidson. Mengendarai Harley sangat berbeda dengan
mengendarai motor lain. Harley bukan sekedar motor, Harley menawarkan
berbagai pengalaman dan petualangan kepada penggunanya.
Artikel ini diadaptasi dari buku Consumer Behavior and Marketing Strategy 4th edition karangan J. Paul Peter dan Jerry C. Olson
No comments:
Post a Comment