Friday, October 19, 2012

58. IKEA: Membuat Model Bisnis yang Sulit Ditiru

ikealiving 1024x682 58. IKEA: Membuat Model Bisnis yang Sulit Ditiru
Seiring dengan perjalanan waktu banyak pengalaman dan cerita yang kita temui. Pengalaman yang baik akan menjadi sumber motivasi sebagai pendorong menjadi lebih baik. Pengalaman yang buruk menjadi sumber pembelajaran dan perbaikan dari situasi saat ini. Dalam kesempatan ini, Marketeers membagikan  100 Classic Marketing Stories sebagai sumbangan kecil pada dunia bisnis saat ini. Inilah kumpulan dari 100 kasus pemasaran menarik yang pernah terjadi sepanjang masa.

Untuk membuat terobosan dalam industri, kita dapat melihat contoh dari IKEA. Perusahaan ini didirikan di Swedia pada tahun 1943. Perusahaan membuat furnitur siap rakit, dijual di toko yang berlokasi di wilayah pinggiran. Toko dibuat dengan luas sehingga dapat menghadirkan banyak sekali pilihan produk dan juga tempat parkir bagi konsumen. Di dalam toko disediakan katalog sebagai pengganti tenaga penjual dalam menjelaskan produk. IKEA melakukan pengemasan dengan baik dan praktis yang tidak hanya mengurangi biaya pengiriman dan penyimpanan, tetapi memungkinkan pembeli mengambil sendiri barang dari toko dan memudahkan membawanya ke rumah. Dengan sistem ini, konsumen tidak perlu lama menunggu pengiriman barang dari perusahaan.

IKEA memiliki keunggulan dalam membuat kebijakan mengenai koordinasi dengan desain produk yang terintegrasi. Di industri, biasanya banyak pebisnis furniture yang tidak memiliki persediaan yang banyak, memiliki toko sendiri, dan memilih katalog sebagai media utama memberikan informasi kepada konsumen. Semua kegiatan dan kebijakan saling terkait satu sama lain dan berbentuk rantai kegiatan yang menyatu. Tentu saja ada beberapa kompetitor yang berusaha meniru cara bisnis. Namun tidak ada satu pun yang berhasil meniru dengan baik. Perusahaan lain tidak dapat hanya meniru salah satu atau sebagian praktek bisnis saja karena hanya akan menambah pengeluaran tanpa ada nilai tambah yang seimbang. Sampai saat ini, sejak IKEA menjadi pionir dari strategi bisnis ini belum ada satu perusahaan pun yang dapat menyaingi keberhasilan bisnis ini.

Dalam perancangan kebijakan, IKEA memegang teguh tiga prinsip sebagai berikut:
  • IKEA harus dapat menjalankan bisnisnya dengan tingkat efisiensi dan efektivitas yang tinggi
  • Semua aktivitas inti terkoneksi satu sama lain dan dilakukan secara konsisten. Dengan demikian, kompetitor akan sulit meniru model bisnis perusahaan
  • Aktivitas perusahaan dilakukan dengan pengelompokan yang tidak umum dan sedapat mungkin sulit dilakukan oleh pesaing. Pengelompokan ini kemudian dapat diterapkan dalam pembuatan katalog produk.
IKEA memberi pelajaran kepada kita tentang pembuatan model bisnis yang baik dan dapat sustainable. Rantai aktivitas pengerjaan dibuat sebaik mungkin untuk mencapai hasil yang optimal. IKEA mengkombinasikan dengan baik antara sumber daya dan kompetensi yang dimiliki. Perusahaan selalu mengutamakan kualitas baik namun dengan harga yang terjangkau konsumen.
Artikel ini diadaptasi dari buku Good Strategy and Bad Strategy oleh Richard P. Rumelt

No comments: