Seiring dengan perjalanan waktu banyak pengalaman dan cerita yang
kita temui. Pengalaman yang baik akan menjadi sumber motivasi sebagai
pendorong menjadi lebih baik. Pengalaman yang buruk menjadi sumber
pembelajaran dan perbaikan dari situasi saat ini. Dalam kesempatan ini,
Marketeers membagikan 100 Classic Marketing Stories sebagai sumbangan
kecil pada dunia bisnis saat ini. Inilah kumpulan dari 100 kasus
pemasaran menarik yang pernah terjadi sepanjang masa
Ketika mendekati musim liburan, barang pertama yang sering kita
pikirkan untuk diberikan kepada anak kecil adalah mainan dan lebih dari
60 persen dari semua mainan dibeli selama musim liburan. Sisanya
diberikan pada saat perayaan ulang tahun. Ahli psikologi menyatakan
bahwa pemberian hadiah mainan pada hari raya natal mengembalikan
hubungan antara orang tua dan anaknya. Mainan sering menjadi hadiah
“manis” dari momen-momen special yang dilewati sang anak.
Toys R US adalah perusahaan ritel mainan yang beroperasi di banyak
negara dengan menjual berbagai macam permainan. Mereka sukses memasuki
pasar baru dan merebut hati anak-anak dengan mainan yang ditawarkan.
Namun mereka pernah kesulitan untuk melakukan penetrasi ke pasar Jepang
karena kebijakan pemerintah.
Pengumuman dari Toys R Us untuk membuka toko di Jepang pada tahun
1991 menjadi isu penting baik pada industri mainan Jepang dan produsen
mainan Amerika yang pada saat itu masih banyak mengekspor produk
tradisional teknologi rendah. Rantai nilai perusahaan dinilai dapat
memicu kompetisi sengit dalam perebutan market share dan distribusi di
Jepang.
Hal ini membuat pengusaha ritel di Jepang. Mereka khawatir industri
mainan Jepang akan kalah bersaing. Kondisi saat itu, Jepang telah
memiliki 5.5 miliar pasar mainan di seluruh Jepang. Dan pada hukum,
tersebut jelas bahwa pengusaha ritel yang hendak membuka bisnis dengan
luas lebih dari 500 meter persegi harus mendapat persetujuan terlebih
dahulu dari peritel lainnya di wilayah tersebut. Dan berdasarkan
pengalaman sebelumnya, pembukaan toko besar pada suatu wilayah mendapat
perlawanan dari peritel kecil sehingga toko baru dapat benar-benar
dibuka 10 tahun setelahnya.
Hal ini tentu menyulitkan Toys R Us. Terhadap peritel besar lokal
saja, pedagang di Jepang dapat menunda waktu selama itu apalagi Toys R
Us yang merupakan perusahaan asing dan dapat mengancam kelangsungan
hidup industri mainan Jepang. Pemerintah Amerika telah mencoba
bernegoisasi dengan Jepang selama bertahun-tahun tanpa hasil yang
memuaskan. Setelah ditelusuri, rupanya kebijakan proteksi industri lokal
ini disebabkan oleh langkah pemerintah dalam membangun kembali
perekonomian negara pasca Perang Dunia II. Cara ini berhasil mendorong
bisnis lokal dan cukup efektif menyerap tenaga kerja lokal.
Toys R Us kemudian mencari cara lain untuk masuk ke pasar Jepang.
Perusahaan memutuskan bekerja sama dengan McDonald’s Jepang. Di Jepang,
waralaba McDonald’s dikuasai oleh perusahan lokal bernama Fujita. Toy R
Us memberikan 20 persen saham dio perusahaan dan memberikan ijin pada
Toys R Us untuk membuka tempat penjualan di setiap toko McDonald’s
sementara 80 persen saham dipakai Toys R Us membuat perusahaan tetap
mengontrol operasional perusahaan. Dengan cara ini, Toys R Us dapat
dengan cukup leluasa memanfaatkan jaringan McDonald’s yang saat itu
berjumlah 675 toko di seluruh wilayah Jepang. Toys R Us juga dapat
memanfaatkan kemampuan McDonald’s yang sudah sangat terkenal akan
ketepatannya menentukan lokasi strategis dengan harga layak dan
dikombinasikan dengan keahlian retail Toys R Us. Kerja sama ini tentu
menguntungkan kedua perusahaan. Dalam kasus ini, kita belajar bahwa Toys
R Us menemukan solusinya sendiri untuk menembus pasar dengan cara yang
tidak biasa. Di sini ditemukan bahwa solusi untuk permasalahan bisa
berupa apa pun termasuk bekerja sama dengan perusahan berbeda industri.
Kasus ini memberi contoh solusi kreatif yang dilakukan suatu perusahaan
ketika menemui kendala
Artikel ini diadpatasi dari buku Principles of Global Marketing karangan Warren Keegan dan Mark C. Green
No comments:
Post a Comment