Friday, October 19, 2012

38. McDonald’s Mau Berubah Demi Lingkungan dan Kesehatan

mcdonalds asia 1024x904 38. McDonalds Mau Berubah Demi Lingkungan dan Kesehatan
Seiring dengan perjalanan waktu banyak pengalaman dan cerita yang kita temui. Pengalaman yang baik akan menjadi sumber motivasi sebagai pendorong menjadi lebih baik. Pengalaman yang buruk menjadi sumber pembelajaran dan perbaikan dari situasi saat ini. Dalam kesempatan ini, Marketeers membagikan  100 Classic Marketing Stories sebagai sumbangan kecil pada dunia bisnis saat ini. Inilah kumpulan dari 100 kasus pemasaran menarik yang pernah terjadi sepanjang masa.

Seberapa kuat dan besar suatu perusahaan, harus dapat beradaptasi bila dihadapkan dengan tuntutan stakeholder (pemangku kepentingan)mengenai isu-isu penting. Apalagi bila isu tersebut berkenaan dengan masalah-masalah mengenai kehidupan sosial seperti lingkungan hidup dan kondisi kesehatan konsumen. McDonald’s pun pernah mengalami perubahan karena dorongan dari luar organisasi.

McDonald’s, restaurant fast food yang didirikan pada tahun 1947 di San Bernardino, California telah menjelma menjadi perusahaan raksasa dengan jumlah outlet mencapai ribuan, beroperasi di puluhan negara, dengan tingkat pengunjung mencapai belasan juta per hari ke toko.

Pada awal tahun 1990-an, McDonald’s menghadapi dua isu besar. Pertama datang dari kalangan peduli lingkungan. Mereka memberi komplain mengenai jumlah saham kemasan makanan bekas pakai. Saat itu setiap harinya McDonald’s membuang 2 juta pounds sampah dengan bahan pembungkus dari polyster dan sampah plastik lainnya yang sulit mengalami pembusukan.

Isu kedua datang dari kalangan ahli gizi yang mengkritisi menu McDonald’s yang memiliki tingkat lemak dan sodium yang tinggi. Isu ini bahkan diangkat kepala aktivisnya dengan memakai iklan di surat kabar sebesar satu halaman penuh.

Untuk menjaga agar lingkungan menjadi lebih bersih. Saat itu McDonald’s membuat pabrik di 42 titik untuk mengeliminasi 80 persen limbah dari restaurant. McDonald’s juga mengganti bahan kemasan dengan bahan yang lebih ramah lingkungan dan dapat didaur ulang dan penggunaan kertas 21 persen lebih sedikit.

Untuk memperbaiki nilai nutrisi dari menu, McDonald’s membuat beberapa perubahan seperti menyediakan menu yang lebih sehat dan terjaga. Untuk lebih detailnya McDonald’s menyediakan menu hamburger yang lebih sehat, dan mengganti lemak hewan dengan minyak sayur pada kentang gorengnya.

Kondisi politis mengenai isu lingkungan hidup dan aktivis konsumen membuat McDonald’s melakukan beberapa perubahan. Namun perubahan ini dimanfaatkan McDonald’s untuk beroperasi sesuai dengan nilai yang diyakini perusahaan dan dapat menjadi salah satu diferensiasi dari perusahaan karena saat itu konsumen meyakini bahwa McDonald’s adalah perusahaan yang bertanggung jawab secara sosial.
Artikel ini diadaptasi dari buku Consumer Behavior and Marketing Strategy karangan Peter Olson

No comments: