Seiring dengan perjalanan waktu banyak pengalaman dan cerita yang
kita temui. Pengalaman yang baik akan menjadi sumber motivasi sebagai
pendorong menjadi lebih baik. Pengalaman yang buruk menjadi sumber
pembelajaran dan perbaikan dari situasi saat ini. Dalam kesempatan ini,
Marketeers membagikan 100 Classic Marketing Stories sebagai sumbangan
kecil pada dunia bisnis saat ini. Inilah kumpulan dari 100 kasus
pemasaran menarik yang pernah terjadi sepanjang masa.
Dji Sam Soe adalah salah satu sedikit merek di Indonesia yang mampu
terus menerus meraup sukses dalam kurun waktu lama. Selama lebih dari 90
tahun, produk ini telah mampu bertahan dan secara konsisten menjadi
produk laris di pasaran. Selama bertahun-tahun, produk ini menjadi “King
of Kretek” dan menjadi tulang punggung Sampoerna terutama sebelum
diakuisisi oleh Philip Morris. Dji Sam Soe juga telah menemani
perjalanan perusahaan selama empat generasi.
Dji Sam Soe adalah merk langka di Indonesia yang mampu bertahan
bahkan semakin Perkasa dari zaman ke zaman. Merek yang tidak lapuk oleh
waktu selama hampir satu abad, tangguh menghadapi perubahan lingkungan
bisnis yang berubah dengan cepat. Dari zaman ke zaman rokok lokal
termahal ini selalu disediakan para pedagang rokok karena memberikan
marjin yang tertinggi. Sebagian dari mereka bahkan menyebut Dji Sam Soe
sebagai “Sang Penyelamat” karena terbukti di tengah naik turunnya
ekonomi, rokok ini tetap menjadi tumpuan dalam menghadapi kemunduran
usaha perdagangan mereka. Bahkan di era 1930-an sampai dengan 1940-an,
Dji Sam Soe pernah menjadi mata uang di kalangan pedagang karena
dianggap nilainya lebih stabil dibanding mata uang resmi yang berlaku
saat itu.
Dji Sam Soe mampu mempertahankan kinerja secara konsisten di saat
terjadi perubahan regulasi, ekonomi-politik, maupun perilaku konsumen.
Produk ini juga mampu secara konsisten mempertahankan momentum
pertumbuhan melawan serangan dari pesaing-pesaing baru. Dari segi
penjualan, generasi pertama Dji Sam Soe mengalami masa kejayaannya di
tahun 1940-an dengan penjualan hampir 3 juta per minggu, di tangan
generasi kedua penjualan meningkat menjadi 21 juta batang per minggu
(tahun 1980), dan pada generasi ketiga melonjak tajam menjadi 290 juta
batang per minggu (tahun 2000).
Produk dimulai saat Seeng Tee mencoba bereksperimen meracik dan
melinting rokok sendiri pada tahun 1912. Dari hasil racikan ini kemudian
dilahirkan formula racikan Dji Sam Soe yang hingga kini tetap dijaga
kerahasiaannya. Walaupun pada masa itu Seeng Tee juga memproduksi rokok
dengan harga rendah, usaha rokok Seeng Tee juga terfokus pada
produk-produk berharga premium yang terbuat dari tembakau terbaik dengan
rempah-rempah alami. Dalam buku racikannya, Seeng Tee menetapkan bahwa
racikan Dji Sam Soe “hanya menggunakan tembakau dan cengkih yang paling
baik dengan menggunakan sedikit bumbu penambah rasa atau saus di dalam
proses produksinya.”
Pada awalnya, tembakau dibeli dari Madura dan cengkih didatangkan
dari Zanzibar yang waktu itu diperoleh dari para pedagang rempah-rempah
setempat asal China. Dalam racikan asli, Dji Sam Soe hanya menggunakan
cengkih Zanzibar. Ketika mutu pemanenan cengkih Indonesia mengingkat,
penggunaan cengkih Indonesia dimungkinkan dalam racikan khusus keluarga.
Konsistensi Sampoerna dalam menjaga racikan orisinil Dji Sam Soe
inilah yang menjadi diferensiasi utama produk. Karena racikan ini, cita
rasa dan aroma Dji Sam Soe menjadi legendaris. Dan juga ia menjadi
pionir rokok kretek berkualitas tinggi di Indonesia Dji Sam Soe sering
mendapat julukan sebagai “King of Kretek” dan “Mother of All Kretek”
Artikel ini diadaptasi dari buku 4-G Marketing A 90-year journey of Creating Everlasting Brands karangan Hermawan Kartajaya
No comments:
Post a Comment