Seiring dengan perjalanan waktu banyak pengalaman dan cerita yang
kita temui. Pengalaman yang baik akan menjadi sumber motivasi sebagai
pendorong menjadi lebih baik. Pengalaman yang buruk menjadi sumber
pembelajaran dan perbaikan dari situasi saat ini. Dalam kesempatan ini,
Marketeers membagikan 100 Classic Marketing Stories sebagai sumbangan
kecil pada dunia bisnis saat ini. Inilah kumpulan dari 100 kasus
pemasaran menarik yang pernah terjadi sepanjang masa.
Kita sering melihat iklan Dove bukan, banyak di antara iklan tersebut
yang memuat testimonial dari para pemakainya. Ternyata hal ini telah
dilakukan sejak beberapa tahun yang lalu. Mungkin ada baiknya bila kita
sedikit mengetahui perjalanan merk ini dari awal berdiri.
Dove ditemukan pada masa pasca Perang Dunia II oleh Lever Brothers.
Produk ini sendiri ternyata agak berbeda dengan sabun karena mengandung
mokelur dengan kadar ph netral, tidak mengiritasi elemen alkaline pada
kulit namun dilengkali dengan zat pembersih. Saat digunakan, produk akan
memberikan rasa yang berbeda pada kulit ketika digunakan secara
teratur.
Dove diperkenalkan secara nasional pada tahun 1957. Produk ini
dipositioningkan sebagai pembersih kecantikan (tapi bukan sabun) dengan
seperempat dari produk krim pembersih ketika proses pencucian. Krim
inilah yang ditonjolkan perusahaan dalam asosiasi produknya, dan sejak
tahun 1957 sampai saat ini asosiasi dan positioning ini tidak mengalami
perubahan yang signifikan.
Dalam media promosi, mulai tahun 1969 perusahaan memakai testimoni
tatap muka dari para pengguna, pada tahun 1979 mulai diberlakukan tes
selama tujuh hari yang memperlihatkan efek penggunaan Dove secara
berkelanjutan. Cara ini digunakan untuk meningkatkan efektivitas pada
hasil promosi yang diharapkan. Mulai pada tahun 1979, perusahaan juga
mengganti istilah “krim pembersih” menjadi “moisturizer cream”.
Salah satu kekuatan dari merk, mereka berhasil mempertahankan
kekuatan merk Dove seiring dengan harga relatifnya. Hasil lainnya juga
tercermin pada tahun 1987 dimana pangsa pasarnya mencapai 9 persen namun
pangsa pasar dari segi finansial mencapai 13.8%. Hal ini menunjukan
bahwa Dove berhasil menjual produknya dengan harga yang premium.
Asosiasi dan persepsi konsumen terhadap produk dibangun selama
bertahun-tahun. Dove berhasil membangun “cerita” nya dengan konsumen
dengan usaha komunikasi yang konsisten. Sebagai gambaran ada banyak
konsumen yang telah menyaksikan iklan Dove sebanyak 600 kali dalam kurun
waktu 30 tahun yang mendorong penggunaan produk ini oleh konsumen. Oleh
karena itu, kompetitor sulit untuk melakukan imitasi dengan
mengeluarkan produk dan positioning yang mirip dengan Dove. Pesaing
sulit melakukan perlawanan yang kuat pada Dove meskipun telah melakukan
terobosan produk.
Dove sebenarnya telah mencoba melakukan brand extension dengan
mengeluarkan produk pembersih piring. Produk ini dapat bertahan namun
tidak dapat sukses di pasaran. Rupanya asosiasi krim dari Dove tidak
dapat membantu banyak produk pembersih piring. Hal ini menunjukan bahwa
meskipun fungsinya sama yaitu alat pembersih namun kategori produk dan
penanganan produk tidak dapat disamakan
Artikel ini diadaptasi dari buku Managing Brand Equity karangan David A.Aaker
No comments:
Post a Comment