Seiring dengan perjalanan waktu banyak pengalaman dan cerita yang
kita temui. Pengalaman yang baik akan menjadi sumber motivasi sebagai
pendorong menjadi lebih baik. Pengalaman yang buruk menjadi sumber
pembelajaran dan perbaikan dari situasi saat ini. Dalam kesempatan ini,
Marketeers membagikan 100 Classic Marketing Stories sebagai sumbangan
kecil pada dunia bisnis saat ini. Inilah kumpulan dari 100 kasus
pemasaran menarik yang pernah terjadi sepanjang masa.
Sony, merek yang sering kita dengar dalam keseharian kita terutama
pada perangkat elektronik. Pada awalnya, Sony dibangun dari toko
perbaikan radio, didirikan oleh Masuru Ikura dan Akio Morita setelah
Perang Dunia II. Sony mulai terjun dalam produksi perangkat elektronik
pada tahun 1957, yang dimulai dari produksi transistor radio ukuran
saku. Sony sendiri diambil dari kata “sonus” yang artinya suara.
Kemudian Sony mengembangkan trasistor TV dan perekam perekam suara
dengan kaset. Dan pada tahun 1979, Sony berinovasi menciptakan alat baru
portable dimana pendengar musik dimungkinkan mendengarkan musik kapan
pun dimana pun. Perangkat ini salah satu legenda inovasi produk, alat
ini yang akan sering kita sebut dengan nama walkman. Sony menjadi market
leader di industri elektronik dan menjadi perusahaan Jepang pertama
yang meperdagangkan sahamnya di bursa efek New York.
Pada tahun 1980, Sony mulai melakukan ekspansi ke industri media
dengan membeli perusahaan rekaman Amerika (CBS dengan 22 juta dollar)
dan studio film Hollywood (Columbia Pictures sebesar 4.9 juta dollar).
Langkah strategis ini menjadikan Sony berpengaruh besar dalam industri
hiburan.
Akio Morita menganggap marketing adalah salah satu aspek penting
dalam perusahaan untuk meraih kesuksesan. Menurutnya, untuk dapat tumbuh
berkembang, perusahaan setidaknya harus memiliki tiga jenis
kreatifitas: kreatifitas untuk membuat pengembangan, kreatifitas dalam
perencanaan produk dan produksi, dan kreatifitas pemasaran.
Namun kreatifitas di sini tidak berarti hanya dengan membuat iklan
yang bagus, namun juga mencoba menggali lebih dalam informasi mengenai
konsumen. Contohnya, promosi untuk salah satu lini produknya yakni Sony
PlayStation, Sony mencoba memasukan unsur emosi ke dalam benak konsumen
seperti kesenangan, penasaran, panik, atau intrik-intrik yang mengundang
minat konsumen memerhatikan media promosi perusahaan.
Pemasaran Sony juga dikenal akan evaluasinya, mereka melibatkan
pengukuran yang cermat akan efektifitas program pemasaran. Sony
seringkali menggunakan iklan pada film bioskop sebagai media promosi.
Untuk promosi Sony PlayStation saja, Sony beriklan di lebih dari 1.800
teater dan di lebih dari 8.000 layar bioskop. Bagi Sony, iklan di media
film sangat efektif dan mereka telah melakukannya selama bertahun-tahun.
Sony juga mengembangkan jasa pelayanan pengukuran efektivitas
marketing pada perusahaan lain. Produk ini disebut eBridge [TM] dimana
memungkinkan pemasar menggunakan video, mengukur efektifitas program,
dan mencari insight dari target audience.
Namun pada tahun-tahun belakangan, Sony berjuang keras dalam
persaingan di berbagai lini produk, mereka berusaha untuk kembali
menguasai pasar di beberapa pasar baik di Jepang maupun dunia. Langkah
strategis Sony tahun 2011 telah dibahas pada artikel Mengintip Sony dan Metamorfosis Sony Mobile Communications
Artikel ini disadur dari Marketing Management 12th karangan Philip Kotler dan Kevin Lane Keller
No comments:
Post a Comment