Seiring dengan perjalanan waktu banyak pengalaman dan cerita yang
kita temui. Pengalaman yang baik akan menjadi sumber motivasi sebagai
pendorong menjadi lebih baik. Pengalaman yang buruk menjadi sumber
pembelajaran dan perbaikan dari situasi saat ini. Dalam kesempatan ini,
Marketeers membagikan 100 Classic Marketing Stories sebagai sumbangan
kecil pada dunia bisnis saat ini. Inilah kumpulan dari 100 kasus
pemasaran menarik yang pernah terjadi sepanjang masa.
Volkswagen adalah salah satu produsen mobil terbesar di dunia dan
mereknya sendiri telah banyaki dikenal di banyak negara. Di beberapa
pasar, Volkswagen bahkan memiliki pangsa pasar yang mendominasi pasar.
Namun meskipun penguasaan pasar yang baik, Volkswagen menghadapi
permasalahan yang cukup serius pada tahun 1990-an.
Selama beberapa tahun pada dekade 90-an, kondisi keuangan Volkswagen
sangat tidak menentu. Sebagai gambaran pada tahun 1992, penjualan
perusahaan sangat tinggi mencapai 3.5 juta unit, namun pada tahun 1993
perusahaan menderita kerugian sebesar 1.84 milyar mark Jerman pada unit
bisnis di Spanyol. Dan padan tahun 1994, pendapatan perusahaan kembali
meraih 150 juta mark pad penjualan. Setelah diamati, ditemukan bahwa
perusahaan tidak dapat mengontrol biayanya dengan baik.
Terlebih lagi setelah perusahaan melakukan benchmark Toyota dan
Nissan. Dari segi operasional produksi ditemukan bahwa pabrik
beroperasional dengan sangat tidak efisien. Untuk mencapai break even
point, perusahaan harus mencapai 90 persen dari kapasitas produksi,
sebagai perbandingan pabrik kompetitor lain di Eropa hanya perlu 70
persen kapasitas produksi untuk mencapai break even. Sementara itu
kapasitas produksi mobil Jepang di Eropa terus meningkat mencapai 1 juta
mobil.
Di sisi lain Volkwagen menghadapi permasalahan produksi pada
pabrik-pabrik di negara dengan tenaga kerja berupah rendah seperti
Portugal dan Mexico. Permasalahan kualitas menjadi isu utama dalam hal
ini yang menganggu ketersediaan produk yang layak dipasarkan. Setelah
ditelusuri, hal ini disebabkan oleh usaha desentralisasi tim manajemen
puncak Volkswagen saat itu. Carl Hahn selaku direksi utama mengeluarkan
investasi lebih dari 10 miliar dolar pada anak perusahaan Skoda dan
SEAT. Sehingga masing-masing unit bisnis memiliki tim direksi
sendiri-sendiri. Namun beberapa bagian seperti R&D perusahaan tetap
berpusat di Jerman.
Untuk meningkatkan kinerja finansial, perusahaan berinvestasi besar
dan berharap pada pertumbuhan pasar otomotif di Spanyol. Namun
Volkswagen tidak mengantisipasi resesi global yang terjadi pada sekitar
tahun 1993. Resesi ini berdampak besar pada industri otomotif di Eropa
saat itu. Pada kuartal pertama 1993, penjualan Volkswagen turun sebesar
17 persen dan investasi besar yang telah dilakukan pun tidak memperoleh
pengembalian yang baik. SEAT yang diharapkan dapat memberi kontribusi
besar pada perusahaan malah menjadi sumber kerugian. Perusahaan terpaksa
merumahkan beberapa ribu tenaga kerja. Hal ini pun memaksa VW meminta
subsidi dari pemerintah Spanyol yang digunakan untuk merestrukturisasi
usaha.
Hal ini memberikan beberapa pembelajaran untuk kita. Penjualan dan
penguasaan pasar memang penting namun kita juga perlu memberi perhatian
pada biaya dan kualitas produk perusahaan. Kualitas barang harus
diimbangin dengan struktur biaya yang baik agar bisnis dapat berjalan
secara sustainable. Selain itu, perusahaan juga sebaiknya selalu siap
menghadapi situasi yang tidak dapat diduga. Perubahan lingkungan bisa
datang dari mana saja mulai dari lingkungan internal perusahaan, mikro,
maupun lingkungan makro.
Artikel ini diadaptasi dari buku Principles of Global Marketing karangan Warren J. Keegan dan Mark C. Green
No comments:
Post a Comment