Friday, October 19, 2012

74. Phillips: Arti Penting Marketing dalam Peluncuran Produk Baru

philips21 1024x932 74. Phillips: Arti Penting Marketing dalam Peluncuran Produk Baru
Seiring dengan perjalanan waktu banyak pengalaman dan cerita yang kita temui. Pengalaman yang baik akan menjadi sumber motivasi sebagai pendorong menjadi lebih baik. Pengalaman yang buruk menjadi sumber pembelajaran dan perbaikan dari situasi saat ini. Dalam kesempatan ini, Marketeers membagikan  100 Classic Marketing Stories sebagai sumbangan kecil pada dunia bisnis saat ini. Inilah kumpulan dari 100 kasus pemasaran menarik yang pernah terjadi sepanjang masa.

Pada awal tahun 1990-an, Phillips mengembangkan dua produk yang memiliki potensi keberhasilan yang besar. Pertama adalah peluncuran Compact Disc Interactive atau CD-i. Alat ini menyerupai CD player lainnya saat itu namun memiliki kemampuan untuk disambungkan dengan peralatan televisi. Dampaknya, produk ini dapat memuat video games, film, software pendidikan, dan hiburan dalam format baru. Selain itu Phillips juga berhasil mengembangkan DCC atau disebut juga dengan Digital Compact Cassette (DCC) untuk pasar audio penggunaan di rumah. Phillips memiliki keyakinan bahwa produk ini akan laku keras di pasaran karena dapat menyediakan output suara yang lebih jernih dan jelas. Selain itu produk ini juga dapat melakukan perekaman dan dimainkan kembali.

Dalam pengembangan produk, perusahaan membuat tim khusus untuk merancang segi fungsional produk. Dari penelitian awal, pada masa itu konsumen banyak melakukan pembelian terhadap mesin yang dapat memainkan kaset analog. Hal ini berlaku pada perangkat lunak dan juga pada mobil. Saat itu jumlahnya diperkirakan sekitar 200 juta unit sementara konsumen juga melakukan pembelian kaset yang memiliki kemampuan merekam sebanyak ratusan juta unit per tahunnya. Dengan pengetahuan ini, perusahaan merancang DCC sehingga selain dapat merekam dan memainkan ulang, produk juga dapat memainkan kaset konvensional. Potensi dari pasar ini sendiri sangat besar.

Pada saat itu ada dua hal yang perlu diperhatikan Phillips. Pertama, mengenai kebijakan harga. Agar konsumen terbujuk untuk membeli, perusahaan harus menentapkan harga yang terjangkau. Harga yang menarik dengan produk berfungsi banyak tentu akan dapat menarik minat konsumen. Isu lainnya mengenai kesepakatan hak cipta dengan perusahaan-perusahaan besar di industri musik. Saat itu Phillips telah menguasai 80 persen dari perusahaan PolyGram Records yang memberikan akses perusahaan pada banyak artis.

Pada tahun 1989 akhir, Phillips mencoba merangkul produsen perangkat elektronik konsumen seperti Matsushita yang memiliki National, Panasonic, dan Technics. Setelah demonstrasi produk, Matsushita setuju untuk menyokong penjualan DCC di Jepang. Manfaat lainnya Matsushita memiliki dua perusahaan music MCA Musik dan Geffen. Fakta ini dapat ikut menyokong penjualan DCC saat peluncuran. Prototipe produk disajikan pada Winter Consumer Electronics di Las Vegas pada Januari 1992 namun rencana peluncuran pada tahun yang sama diundur. Produk akan dirancang untuk kebutuhan portable dan penggunaan rumahan.

Di saat yang sama, Sony mengumumkan akan meluncurkan format recorder atau player yang baru, agak mirip dengan rancangan Phillips. Perangkat ini dinamakan MiniDisc, menggunakan sistem optikal cd kecil, bukan kaset. Saat itu Sony juga telah memberikan lisensi teknologi produk pada Aiwa, Sanyo, RCA dan Sharp sehingga perusahaan-perusahaan tersebut dapat memasarkan produk dengan merk masing-masing.

Pada November 1992, setelah menghabiskan 100 juta dollar dalam pengembangan produk, DCC akhirnya dipasarkan di Amerika dengan harga antara 700 sampai dengan 1000 dollar. Sony pun melakukan peluncuran produk sebulan setelahnya. Pada fase awal sekitar pertengahan tahun 1993, ditemukan bahwa MiniDisc berhasil terjual dua kali lebih banyak dari DCC. Di depan umum, Phillips menyatakan puas dengan kinerja produk di pasaran, namun secara internal, perusahaan sangat tergoncang terutama pada tim pemasarannya. Hal ini disebabkan karena iklan produk dianggap kurang diterima baik oleh konsumen. Iklan-iklan versi awal di televisi tidak menunjukan kelebihan produk yang dapat memainkan perangkat lama. Selain itu juga iklan kurang diperhatikan oleh target orang yang melihat dan pembeli potensial juga mengalami kebingungan dalam mencerna isi iklan.

Kegagalan juga terjadi karena keterlambatan penluncuran versi portable dari produk. Produk baru diluncurkan pada bulan Juni 1993 di Jepang dan disusul di pasar Amerika dan Eropa pada musim semi tahun tersebut. Untungnya pada akhir 1993, Matsushita membantu Phillips dengan menggunakan usaha direct mail yang dikirikan pada 1.000 konsumen early adopter dengan memasarkan album yang sedang hit saat itu, Meat Loaf. Namun perusahaan sudah telanjur mengalami kesulitan dalam persaingan dalam industri.
Artikel ini diadaptasi dari buku Principles of Global Marketing karangan Warren J. Keegan dan Mark C. Green

No comments: