Seiring dengan perjalanan waktu banyak pengalaman dan cerita yang
kita temui. Pengalaman yang baik akan menjadi sumber motivasi sebagai
pendorong menjadi lebih baik. Pengalaman yang buruk menjadi sumber
pembelajaran dan perbaikan dari situasi saat ini. Dalam kesempatan ini,
Marketeers membagikan 100 Classic Marketing Stories sebagai sumbangan
kecil pada dunia bisnis saat ini. Inilah kumpulan dari 100 kasus
pemasaran menarik yang pernah terjadi sepanjang masa.
Merek Burger King lahir pada tahun 1950 an. Tahun pendirian ini
sangat tepat karena pada tahun 1960 dianggap sebagai awal menguatnya
industri fast food termasuk restaurant dan franchise. Gaya hidup Amerika
juga berubah mengikuti pola hidup yang cepat ditandai dengan
pengembangan pinggiran kota, mobil, dan televisi. Sehingga permintaan
akan makanan cepat saji juga turut meningkat. Dan pada akhirnya industri
makanan cepat saji mengalami peningkatan yang sangat pesat pada akhir
tahun 1960 an dan awal 1970 an dan persaingan antar rumah makan
brelangsung sangat sengit untuk memperebutkan pangsa pasar.
Burger King adalah salah satu jaringan restaurant terbesar di Amerika
dan pada saat itu Burger King berada pada jalur yang tepat untuk
menjadi produsen fast food yang sukses. Burger King mencoba mendorong
pencitraan perusahaan dengan cara mengadakan program iklan dan pada
akhir 1960 an, perusahaan mampu membeli slot iklan televisi. Produk
unggulan Burger King yang sering ditonjolkan adalah Whopper dengan
menggunakan slogan dan jingle “ The Bigger the burger, the better the
burger.”
Namun walaupun Burger King memiliki ambisi yang besar untuk melakukan
ekspansi, perusahaan tidak dapat melanjutkan ekspansi tanpa sokongan
dana yang kuat. Untuk itu Burger King mengadakan merger dengan Pillsbury
dengan harapan mendapat suntikan dana untuk melanjutkan pelebaran
ekspansi. Namun setelah merger berhasil dilakukan, Pillbury tidak
melanjutkan rencana ekspansi. Padahal saat itu McDonald’s melakukan
usaha ekspansi dengan gencarnya.Sementara Burger King tidak banyak
berubah banyak.
Tahun 1970, Burger King membuka 167 toko baru namun pada saat yang
sama McDonald’s membuka 294 toko dan meluncurkan program pemasaran “You
Deserve a Break Today.” Tahun berikutnya Burger King turun dengan
membuka “hanya” 107 toko sementara McDonald’s membuka 384 toko baru. Dan
pada akhirnya McDonald’s menjadi market leader dan Burger King terpaksa
menjadi pemain kedua di industri.
Tahun-tahun selanjutnya terjadi perang pemasaran di industri ini di
segala aspek pemasaran, mulai dari pengembangan produk, periklanan,
komunikasi media, dan lain halnya. Kompetisi yang sengit antara Burger
King, McDonald’s, dan Wendy’s ini disebut juga sebagai “Battle of the
Burgers”. Burger King sempat memiliki kinerja baik yang tercermin dari
naiknya market share dan penjualan dari 750.000 menjadi 1 juta dollar
pada saat itu termasuk rating konsumen yang meningkat. Namun kemudian
terhambat oleh gugatan McDonald’s dan Wendy’s pada iklan Burger King.
Sampat saat ini Burger King masih berusaha untuk mengambil alih tahta
pemimpin pasar dalam industri fast food. Burger King kehilangan
momentum pada saat industri fast food sedang pesat berkembang dan semua
pemain dalam industri sedang giat-giatnya melakukan pelebaran bisnis
secara geografis. Pelajaran yang dapat kita ambil dari kasus ini adalah
agar lebih berhati-hati dalam memilih partner bisnis. Ketidakcocokan
dalam memilih partner bisnis dapat mengganggu berjalannya bisnis. Untuk
itu kesesuaian misi, cara pikir, dan strategi yang diambil dapat
menentukan arah usaha ke depannya.
Artikel ini diadaptasi dari buku Big Brands Big Trouble karangan Jack Trout
No comments:
Post a Comment