Friday, October 19, 2012

36. Duel Kodak vs Fuji di Amerika dan Jepang

Kodak boxes 968x1024 36. Duel Kodak vs Fuji di Amerika dan Jepang
Seiring dengan perjalanan waktu banyak pengalaman dan cerita yang kita temui. Pengalaman yang baik akan menjadi sumber motivasi sebagai pendorong menjadi lebih baik. Pengalaman yang buruk menjadi sumber pembelajaran dan perbaikan dari situasi saat ini. Dalam kesempatan ini, Marketeers membagikan  100 Classic Marketing Stories sebagai sumbangan kecil pada dunia bisnis saat ini. Inilah kumpulan dari 100 kasus pemasaran menarik yang pernah terjadi sepanjang masa.

Kodak memang menyatakan diri bangkrut beberapa waktu yang lalu, namun beberapa tahun yang lalu Kodak memiliki kekuatan dan dominasi yang besar. Sementara pemain besar lainnya adalah Fuji yang bergerak di industri yang sama dan menjadi kompetitor langsung dari Kodak. Kedua perusahaan ini berperang dalam persaingan yang sengit di beberapa pasar dunia. Terutama pada saat Fuji masuk ke pasar Amerika.

Pada saat Fuji mulai menjual produk di Amerika, Kodak tidak menganggapnya serius. Kodak menganggap bahwa warna film dari Fuji memiliki tingkat cahaya yang tidak realistis. Namun bagaimanapun Fuji berhasil meningkatkan market share menjadi sekitar 10 persen di pasar Amerika pada tahun 1990. Hal ini lah yang mulai mengusik Kodak dan membuka beberapa front pertempuran dalam beberapa hal. Beberapa di antaranya adalah sebagai berikut:

Perang di dunia akademik
Universitas Rochester berlokasi di New York, kota kelahiran Kodak. Dan selama bertahun-tahun universitas ini mendapat sokongan dana dari George Eastman, pendiri Kodak. Sebagai gambaran pada tahun 1980 an dan awal 1990 an Kodak menyuntikan dana sebesar 5 juta dollar pada universitas. Kodak juga mengirimkan beberapa karyawannya untuk studi di universitas tersebut.

Konflik dimulai saat Universitas menerima Tsuneo Sakai, seorang karyawan Fuji pada program yang sama pada tahun 1987. Di Fuji, Tsuneo mendapat posisi dalam tim perencanaan produk baru. Hal ini membuat Kodak membujuk universitas untuk menolak Tsuneo dengan alasan resiko kebocoran rahasia. Namun universitas bersikukuh menerima Tsuneo setelah Kodak menyampaikan kritik, padahal sebelum nya Tsuneo akan diarahkan untuk studi di MIT.

Akhir dari drama ini, Fuji memberikan program beasiswa pada mahasiswa di Universitas Rochester. Kodak pun bereaksi dengan menaikkan jumlah dukungan dana dari 4 juta dollar menjadi 8 juta dollar dalam tempo 10 tahun. Namun pihak Fuji mengeluarkan pernyataan bahwa beasiswa Fuji ditujukan karena reputasi universitas, bukan karena lokasi asal muasal Kodak.

Perang di udara
Pada tahun 1980 an, di langit Tokyo terlihat hamparan dua asap. Satu berwarna kuning satu lagi berwarna hijau. Kedua perusahaan pada saat yang sama berusaha untuk menguasai langit ibukota negeri sakura ini.

Hal ini dimulai saat Kodak memerhatikan langkah promosi Fuji yang menggunakan asap hijau dari pesawat terbang untuk menarik perhatian orang di acara event olahraga. Kegiatan ini diadakan di Eropa dan Amerika Serikat. Kodak pun akhirnya mengimitasinya dan menggunakannya di Jepang. Dan Kodak dengan sengaja melakukannya di dekat markas Fuji di Tokyo. Para petinggi Fuji melihat dari jendela kantornya saat itu dan cukup terintimidasi dengan langkah yang dilakukan Kodak.

Beberapa bulan kemudian, Fuji dan Kodak melakukan aktivitas itu secara bersamaan. Fuji mensponsori pertandingan baseball antara pemain all star dari Amerika dan Jepang sementara Kodak mensponsori pertandingan Judo yang tidak jauh dari lokasi itu. Saat itu, terjadi perang argument antara pihak manajemen kedua perusahaan mengapa kedua aktivitas tersebut dilakukan di lokasi yang dekat dan dilakukan bersamaan.

Provokasi Kodak tidak hanya sampai di situ, pada Januari 1987, Kodak mengirimkan kartu ucapan tahun baru kepada Fuji. Bagian depan kartu ucapan tersebut memuat gambar dimana terdapat asap berisi huruf Kodak dengan latar belakang Gunung Fuji.

Perang ini berlanjut sampai dengan aktivitas sponsor olimpiade. Fuji berhasil mensponsori Olimpiade yang diadakan di Los Angeles sementara Kodak membalasnya dengan menjadi sponsor olimpiade di Seoul.  Langkah ini juga diikuti kebijakan strategis perusahaan yang menambah sumber daya dan investasi masing-masing perusahaan di kedua negara.

Selain ini ada beberapa medan perang antara kedua perusahaan. Namun menarik di sini persaingan antara dua perusahaan diakibatkan karena tindakan kompetitornya bukan karena usaha memuaskan konsumen atau usaha menguasai pasar.
Artikel ini diadaptasi dari buku Global Marketing Management karangan Warren J. Keegan

No comments: