Seiring dengan perjalanan waktu banyak pengalaman dan cerita yang
kita temui. Pengalaman yang baik akan menjadi sumber motivasi sebagai
pendorong menjadi lebih baik. Pengalaman yang buruk menjadi sumber
pembelajaran dan perbaikan dari situasi saat ini. Dalam kesempatan ini,
Marketeers membagikan 100 Classic Marketing Stories sebagai sumbangan
kecil pada dunia bisnis saat ini. Inilah kumpulan dari 100 kasus
pemasaran menarik yang pernah terjadi sepanjang masa.
Kodak memang menyatakan diri bangkrut beberapa waktu yang lalu, namun
beberapa tahun yang lalu Kodak memiliki kekuatan dan dominasi yang
besar. Sementara pemain besar lainnya adalah Fuji yang bergerak di
industri yang sama dan menjadi kompetitor langsung dari Kodak. Kedua
perusahaan ini berperang dalam persaingan yang sengit di beberapa pasar
dunia. Terutama pada saat Fuji masuk ke pasar Amerika.
Pada saat Fuji mulai menjual produk di Amerika, Kodak tidak
menganggapnya serius. Kodak menganggap bahwa warna film dari Fuji
memiliki tingkat cahaya yang tidak realistis. Namun bagaimanapun Fuji
berhasil meningkatkan market share menjadi sekitar 10 persen di pasar
Amerika pada tahun 1990. Hal ini lah yang mulai mengusik Kodak dan
membuka beberapa front pertempuran dalam beberapa hal. Beberapa di
antaranya adalah sebagai berikut:
Perang di dunia akademik
Universitas Rochester berlokasi di New York, kota kelahiran Kodak.
Dan selama bertahun-tahun universitas ini mendapat sokongan dana dari
George Eastman, pendiri Kodak. Sebagai gambaran pada tahun 1980 an dan
awal 1990 an Kodak menyuntikan dana sebesar 5 juta dollar pada
universitas. Kodak juga mengirimkan beberapa karyawannya untuk studi di
universitas tersebut.
Konflik dimulai saat Universitas menerima Tsuneo Sakai, seorang
karyawan Fuji pada program yang sama pada tahun 1987. Di Fuji, Tsuneo
mendapat posisi dalam tim perencanaan produk baru. Hal ini membuat Kodak
membujuk universitas untuk menolak Tsuneo dengan alasan resiko
kebocoran rahasia. Namun universitas bersikukuh menerima Tsuneo setelah
Kodak menyampaikan kritik, padahal sebelum nya Tsuneo akan diarahkan
untuk studi di MIT.
Akhir dari drama ini, Fuji memberikan program beasiswa pada mahasiswa
di Universitas Rochester. Kodak pun bereaksi dengan menaikkan jumlah
dukungan dana dari 4 juta dollar menjadi 8 juta dollar dalam tempo 10
tahun. Namun pihak Fuji mengeluarkan pernyataan bahwa beasiswa Fuji
ditujukan karena reputasi universitas, bukan karena lokasi asal muasal
Kodak.
Perang di udara
Pada tahun 1980 an, di langit Tokyo terlihat hamparan dua asap. Satu
berwarna kuning satu lagi berwarna hijau. Kedua perusahaan pada saat
yang sama berusaha untuk menguasai langit ibukota negeri sakura ini.
Hal ini dimulai saat Kodak memerhatikan langkah promosi Fuji yang
menggunakan asap hijau dari pesawat terbang untuk menarik perhatian
orang di acara event olahraga. Kegiatan ini diadakan di Eropa dan
Amerika Serikat. Kodak pun akhirnya mengimitasinya dan menggunakannya di
Jepang. Dan Kodak dengan sengaja melakukannya di dekat markas Fuji di
Tokyo. Para petinggi Fuji melihat dari jendela kantornya saat itu dan
cukup terintimidasi dengan langkah yang dilakukan Kodak.
Beberapa bulan kemudian, Fuji dan Kodak melakukan aktivitas itu
secara bersamaan. Fuji mensponsori pertandingan baseball antara pemain
all star dari Amerika dan Jepang sementara Kodak mensponsori
pertandingan Judo yang tidak jauh dari lokasi itu. Saat itu, terjadi
perang argument antara pihak manajemen kedua perusahaan mengapa kedua
aktivitas tersebut dilakukan di lokasi yang dekat dan dilakukan
bersamaan.
Provokasi Kodak tidak hanya sampai di situ, pada Januari 1987, Kodak
mengirimkan kartu ucapan tahun baru kepada Fuji. Bagian depan kartu
ucapan tersebut memuat gambar dimana terdapat asap berisi huruf Kodak
dengan latar belakang Gunung Fuji.
Perang ini berlanjut sampai dengan aktivitas sponsor olimpiade. Fuji
berhasil mensponsori Olimpiade yang diadakan di Los Angeles sementara
Kodak membalasnya dengan menjadi sponsor olimpiade di Seoul. Langkah
ini juga diikuti kebijakan strategis perusahaan yang menambah sumber
daya dan investasi masing-masing perusahaan di kedua negara.
Selain ini ada beberapa medan perang antara kedua perusahaan. Namun
menarik di sini persaingan antara dua perusahaan diakibatkan karena
tindakan kompetitornya bukan karena usaha memuaskan konsumen atau usaha
menguasai pasar.
Artikel ini diadaptasi dari buku Global Marketing Management karangan Warren J. Keegan
No comments:
Post a Comment