Friday, October 19, 2012

53. Swatch Berhasil Merubah Industri Arloji

swatch harvey newton haydon 1024x768 53. Swatch Berhasil Merubah Industri Arloji
Seiring dengan perjalanan waktu banyak pengalaman dan cerita yang kita temui. Pengalaman yang baik akan menjadi sumber motivasi sebagai pendorong menjadi lebih baik. Pengalaman yang buruk menjadi sumber pembelajaran dan perbaikan dari situasi saat ini. Dalam kesempatan ini, Marketeers membagikan  100 Classic Marketing Stories sebagai sumbangan kecil pada dunia bisnis saat ini. Inilah kumpulan dari 100 kasus pemasaran menarik yang pernah terjadi sepanjang masa

Swatch, tentu banyak di antara kita yang mengenal brand jam arloji yang satu ini. Swatch (nama gabungan antara kata Swiss dan watch) ini merengkuh keberhasilan di banyak pasar di dunia. Perusahaan dianggap berhasil mempengaruhi dan merubah industri arloji selamanya. Hal ini tidak lepas dari peranan penting Max Imgruth selaku presiden direktur perusahaan pada tahun 1980-an dan pernah diberi penghargaan “Marketing Executive of the Year”.

Mungkin akan menarik bila kita mengulas perkembangan industri arloji Swiss dari tahun ke tahun. Pada waktu lampau Swiss dikenal sebagai produsen arloji paling terkenal di dunia, kesuksesan ini berlangsung dalam kurun waktu yang sangat panjang dan tersebar di banyak negara di dunia. Pada tahun 1950-an, industri arloji Swiss mberhasil menguasai 80 persen pasar arloji di negara non komunis. Jam tangan dibuat oleh para pengrajin dengan tingkat keahlian tinggi dan sebagian besar di antaranya tergabung dalam dua perusahaan produsen arloji besar bernama Allgemeine Schweitzer Uhren AG (Asuag) dan Societe Suisse pour I’Industrie Horlogere (SSIH).

Industri Swiss berhasil menguasai pasar sampai pertengahan tahun 1970-an. Dominasi industri arloji Swiss berkurang ketika jam elektronis mulai diproduksi secara masal. Hal ini merubah situasi dan industri arloji selamanya. Pembuatan jam mekanikal membutuhkan keahlian tinggi dan proses dalam pengerjaan yang cukup memakan waktu sedangkan jam elektronis dapat diproduksi secara masal dan memggunakan proses terautomasi. Perusahaan arloji Swiss mendapat perlawanan kuat dari para pendatang baru terutama dari negara-negara Asia seperti pesaing ketat dari Jepang dan produsen yang memakai upah rendah seperti Hongkong, Singapura, Taiwan, dan Korea. Pesaing-pesaing ini dapat menyediakan arloji elektronis dengan harga yang murah dan memiliki tingkat akurasi yang lebih tinggi.

Padahal arloji-arloji jenis baru ini memakai teknologi yang pertama dikembangkan oleh Swiss yaitu penggunaan quartz pada tahun 1968 pada jam tangan. Perusahaan Swiss dianggap lambat menangkap potensi dari teknologi baru ini. Mereka memiki ketakutan karena teknologi baru ini belum teruji dan belum tentu konsumen menanggapinya dengan antusias. Perusahaan Jepang mengadaptasi teknologi ini dan secara perlahan terus meningkatkan market share di pasar internasional. Penguasaan pasar jam tangan Swiss terus merosot dan pada tahun 1979 tercatat bahwa penguasaan pasar hanya sebesar sepertiga dari industri. Selain langkah yang diambil kompetitor, industri jam Swiss juga terpukul oleh resesi perekonomian Swiss saat itu.

Pada tahun 1985-an, dua brand terbesar Swiss yaitu ASUAG dan SSIH melakukan merger. Beberapa strategi dirancang perusahaan. Pada intinya Swatch merubah anggapan bahwa arloji tersebut tidak hanya “jam tangan” namun juga dianggap sebagai perhiasan. Ada tiga elemen utma dari perubahan strategi perusahaan: pertama dari segi desain. Desain arloji Swatch diarahkan pada empat konsep yaitu muda dan trendi, aktif dan sporty, cool dan bergaya hidup tinggi, dan klasik. Secara garis besar semakin trendi desain jam tangan semakin sebentar waktu di pasar dan semakin klasik desain jam semakin lama produk tersebut beredar di pasaran.

Karena melakukan perubahan orientasi maka distribusi produk perusahaan pun mengalami perubahan. Pada awalnya distribusi dilakukan pada outlet fashion, setelahnya produk didistribusikan juga pada departemen kelas atas. Karena didesain agar terkesan agak eksklusif, distribusi dibatasi pada 5.000 lokasi saja dan semua saluran distribusi diseleksi dan dipilih.

Swatch menerapkan sistem fleksibilitas dalam produksi jamnya. Di saat perusahaan lain membutuhkan modal dalam melakukan perubahan desain karena menyangkut proses mekanisme bagaimana jam tersebut berjalan, Swatch dapat melakukan perubahan tanpa ongkos tambahan hal ini membuat perusahaan dapat leluasa mendesain produk.

No comments: