Friday, October 19, 2012

60. Apple: Keberhasilan dalam Inovasi Produk yang Simple

ipad advertisement 1024x1024 60. Apple: Keberhasilan dalam Inovasi Produk yang Simple
Seiring dengan perjalanan waktu banyak pengalaman dan cerita yang kita temui. Pengalaman yang baik akan menjadi sumber motivasi sebagai pendorong menjadi lebih baik. Pengalaman yang buruk menjadi sumber pembelajaran dan perbaikan dari situasi saat ini. Dalam kesempatan ini, Marketeers membagikan  100 Classic Marketing Stories sebagai sumbangan kecil pada dunia bisnis saat ini. Inilah kumpulan dari 100 kasus pemasaran menarik yang pernah terjadi sepanjang masa.

Tentu banyak di antara kita yang mengenal produk Apple. Hampir di setiap peluncuran produknya, pembeli rela mengantri panjang hanya agar dapat menjadi salah satu orang pertama yang memiliki produk tersebut. Pendirinya, Steve Jobs adalah pemimpin legenda yang dipecat dari perusahaannya sendiri namun berhasil bangkit dan mampu mengembangkan Apple menjadi perusahaan yang disegani di seluruh pasar dunia. Akan menarik bila kita membahas apa yang dilakukan Steve Jobs pada saat ia kembali ke perusahaan dan melakukan berbagai perubahan yang hasilnya dapat kita lihat saat ini.

Masa ini dimulai setelah tahun 1995, dimana Microsoft mengeluarkan Windows 95. Apple tidak dapat memberi perlawanan yang kuat di industri sehingga perusahaan mulai masuk dalam spiral kematian perusahaan. Bahkan pada tanggal 5 Februari 1996, BusinessWeek memuat artikel utama yang membahas hal ini dengan judul “The Fall of an American icon”.

CEO saat itu, Gil Amelio melakukan berbagai macam cara untuk menyelamatkan perusahaan mulai dari merumahkan karyawan sampai dengan merestrukturisasi ulang produk-produk perusahaan menjadi empat kategori saja. Namun langkah itu belum dapat menyelamatkan perusahaan, banyak media dan pengamat memperkirakan bahwa perusahaan akan dijual kepada IBM, Motorola, Sony, atau Hewlett Packard.

Pada September 1997, hanya dua bulan sebelum Apple menuju kebangkrutan, Steve Jobs setuju untuk kembali ke perusahaan dan menjabat sebagai CEO sementara. Pada saat itu, pecinta Apple gembira mendengar kabar tersebut namun dunia bisnis pada umumnya tidak memiliki harapan yang cukup besar. Dan dalam tempo waktu setahun, terjadi beberapa perubahan radikal dalam perusahaan. Steve Jobs membuat langkah mengejutkan dengan mengurangi variasi berbagai produk Apple menjadi satu varian saja. Dengan core competency yang dimiliki, Steve Jobs memutuskan bahwa Apple akan melayani ceruk pasar di industri.

Sebagai contoh, Steve menciutkan 15 varian desktop menjadi satu varian saja begitu pula dengan berbagai alat portable dan perangkat genggam menjadi hanya satu model saja. Beberapa posisi dan ukuran tim disusutkan agar organisasi secara keseluruhan lebih ramping lagi. Dari segi produksi, Steve memutuskan untuk memproduksi peralatan ke Taiwan. Dengan menggunakan sistem produksi yang lebih simpel, Steved memotong lebih dari 80 persen persediaan di gudang. Web perusahaan dipakai untuk menjual produk perusahaan langsung kepada konsumen sehingga Apple menghilangkan distributor dan dealers dalam rantai nilai perusahaan.

Semua yang dilakukan Steve Jobs adalah menyederhanakan sistem bisnis dan juga produk perusahaan. Hal ini membuat Apple fokus pada kegiatan bisnis yang dimiliki dan koordinasi antar pihak baik di dalam maupun di luar usaha. Hal yang menarik di sini, adalah situasi pada tahun 1998 dimana Steve berhasil mempertahankan perusahaan namun dengan masa depan yang belum jelas. Perusahaan belum memiliki arah yang dapat dijadikan patokan dan belum ada prediksi apa tindakan selanjutnya yang akan dilakukan. Saat itu Steve Jobs berupaya untuk mempergunakan sumber daya yang dimiliki dan juga memperhatikan apa yang menjadi halangan di industri. Sementara itu ia tidak berusaha untuk keluar dari ceruk pasar dan tidak berusaha menguasai pasar mayoritas di industri. Ketika ditanya, apakah pengembangan yang akan dilakukan berikutnya. Steve Jobs menjawab, “I am going to wait for the next big thing.”. Ia menunggu perkembangan teknologi selanjutnya dan hal ini dibuktikan dengan adanya inovasi-inovasi produk yang dapat kita lihat saat ini seperti tablet, MacBook Air, dan lainnya.
Artikel ini diadaptasi dari buku Good Strategy Bad Strategy karangan Richard P.Rumelt

No comments: