Seiring dengan perjalanan waktu banyak pengalaman dan cerita yang
kita temui. Pengalaman yang baik akan menjadi sumber motivasi sebagai
pendorong menjadi lebih baik. Pengalaman yang buruk menjadi sumber
pembelajaran dan perbaikan dari situasi saat ini. Dalam kesempatan ini,
Marketeers membagikan 100 Classic Marketing Stories sebagai sumbangan
kecil pada dunia bisnis saat ini. Inilah kumpulan dari 100 kasus
pemasaran menarik yang pernah terjadi sepanjang masa.
Setiap industri memiliki sifat dan karakternya masing-masing,
pembelian yang dilakukan konsumen pun bisa jadi memiliki pola yang
berbeda. Hal ini terkait dengan banyak hal seperti intensitas pembelian,
pemakaian, kompetisi yang ada di industri, dan berbagai faktor lainnya.
Di industri penerbangan, dimana sebagian besar di antaranya bersifat
jasa sangat ditentukan oleh kualitas pelayanan yang diberikan.
Preferensi konsumen sangat ditentukan oleh nilai dari produk
dibandingkan dengan uang yang dikeluarkan. Sangat penting untuk
memperhatikan pengalaman konsumen saat pertama kali menggunakan jasa
maskapai karena hal ini akan menentukan apakah mereka akan melakukan
pembelian ulang atau tidak. Karena sifatnya ini, pemain baru yang masuk
ke industri harus sabar dan konsisten meraih kepercayaan dan kepuasan
konsumen.
Singapore Airlines dikenal sebagai salah satu maskapai dengan kualitas
pelayanan terbaik di dunia. Maskapai ini berhasil menjadi maskapai
tersohor di dunia dalam waktu 12 tahun. Di industri ini waktu 12 tahun
menjadi waktu yang relatif singkat untuk ukuran maskapai yang berhasil.
Maskapai ini berhasil mengkombinasikan antara ambisi, efisiensi, dan
pelayanan pada konsumen yang berasal dari berbagai kultur. Maskapai ini
memberikan kontribusi yang besar pada negara Singapura. Dalam sektor
tenaga kerja, satu dari 80-90 orang Singapura bekerja untuk maskapai
ini. Mungkin akan menarik bila kita mengupas sejarah dari Singapore
Airlines.
Industri penerbangan di Singapura memulai kegiatan operasionalnya pada
tahun 1947 dengan melayani tiga penerbangan seminggu antara Singapura
dan tiga kota di Malaysia. Maskapai ini terus mengalami pertumbuhan dan
berekspansi ke negara-negara Asean seperti Indonesia, Vietnam, Thailand,
dan Brunei.Pada tahun 1963 maskapai menetapkan nama “Malaysia Airways
Limited”sebagai merek perusahaan dan dimiliki oleh BOAC, Qantas, dan
pemegang saham minor lainnya.
Perubahan besar terjadi pada tahun 1966 ketika pemerintah Malaysia dan
Singapore mengakuisisi mayoritas saham dan mengambil kendali perusahaan.
Perusahaan pun dibranding menjadi Malaysia-Singapore Airlines (MSA).
Rute penerbangan diperluas merambah Taiwan, Jepang, dan Australia. Pada
masa ini, perusahaan berusaha meningkatkan standar pelayanan.MSA pun
mencoba berekspansi ke benua Eropa dan segera menjadi hub untuk regional
Asia Tenggara.
Pada tahun 1971, pemerintah Malaysia dan Singapura memiliki perbedaan
pendapat. Malaysia menginginkan agar maskapai tetap melayani operasi
domestik yang terhubung dengan area sekitarnya. Sementara Singapura
menginginkan agar maskapai digunakan sebagai alat investasi dan alat
pendukung untuk menjadikan negara ini sebagai pusat perdagangan dan
komunikasi di kawasan. Akhirnya pada bulan Oktober 1972, kerja sama ini
pecah menjadi dua maskapai yaitu Malaysian Airlines System (MAS) dan
Singapore Airlines (SIA). Kesepakatannya semua pesawat jet Boeing dan
sebagian besar rute internasional diserahkan kepada Singapore Airlines.
Beberapa waktu kemudian Singapore Airlines secara konsisten memenangkan
berbagai penghargaan di berbagai rute internasional. Kebijakan strategis
yang diambil juga memberi hasil yang sangat baik dalam satu dekade.
Pada tahun 1981, 70 persen penjualan tiket terjadi di luar Singapura.
Hal ini menjadi pengakuan secara tidak langsung bahwa Singapore Airlines
mampu melayani banyak rute internasional.
Artikel ini diadaptasi dari buku Text and Cases Marketing karangan Lau Geok Theng dan Wee Chow Hou
Artikel ini diadaptasi dari buku Text and Cases Marketing karangan Lau Geok Theng dan Wee Chow Hou
No comments:
Post a Comment