Seiring dengan perjalanan waktu banyak pengalaman dan cerita yang
kita temui. Pengalaman yang baik akan menjadi sumber motivasi sebagai
pendorong menjadi lebih baik. Pengalaman yang buruk menjadi sumber
pembelajaran dan perbaikan dari situasi saat ini. Dalam kesempatan ini,
Marketeers membagikan 100 Classic Marketing Stories sebagai sumbangan
kecil pada dunia bisnis saat ini. Inilah kumpulan dari 100 kasus
pemasaran menarik yang pernah terjadi sepanjang masa.
Walt Disney khususnya Disneyland di Eropa pernah mengalami masa-masa
sulit dimana perusahaan menderikta kerugian yang sangat besar.
Operasionalisasi perusahaan pun terancam berhenti karena hal ini. Para
petinggi Walt Disney berjuang untuk mempertahankan Disney Land di Eropa
hanya setelah dua tahun tempat tersebut di buka pada bulan April 1992.
Meskipun Euro Disney mencapai target pengunjung sebesar 11 juta orang,
perusahaan mengalami kerugian sebesar 1 miliar dollar (tahun 1993),
tempat ini sendiri merugi 1 miliar dollar per harinya. Padahal tempat
ini dibuat dengan dana lebih dari 4.4 miliar dollar seluas 5.000 hektar
dan menjadi projek konstruksi terbesar di Eropa saat itu setelah proyek
terowongan yang menghubungkan Inggris dan Prancis.
Pada pendiriannya berbagai rencana ambisius dirancang seperti
penunjukan direksi yang dianggap mengenal Eropa, penyajian berbagai
makanan Eropa, penamaan berbagai istilah yang disesuaikan dengan tradisi
Eropa, dan lain-lain. Akan tetapi perencana Disney gagal untuk
antisipasi perubahan besar dalam ekonomi Eropa. Pada saat taman bermain
dibuka, Eropa masuk dalam masa resesi, diperparah dengan devaluasi mata
uang Inggris dan Italy yang menurunkan daya beli konsumen. Dampaknya
konsumen mengurangi beberapa sektor pengeluaran, salah satunya adalah
alokasi untuk hiburan.
Namun di sisi lain, Disney juga dinilai gagal menyesuaikan diri
dengan budaya setempat. Kebiasaan dan perilaku konsumen gagal dipahami
dengan baik dan diterjemahkan pada kegiatan bisnis perusahaan. Sayangnya
pada saat itu jajaran direksi Euro Disney tidak mau mengakui kegagalan
ini dan bersikukuh pada pandangan tim manajemen saat itu yang sebenarnya
tidak sesuai dengan budaya lokal. Mereka terlalu banyak meniru
keberhasilan operasional di Amerika padahal dengan kondisi konsumen yang
berbeda.
Orang tua di Eropa lebih jarang membawa anak pada tengah semester
tahun ajaran untuk berlibur dibandingkan masyarakat Amerika. Tim
manajemen juga memiliki anggapan bahwa orang Eropa jarang sarapan
padahal justru konsumen menginginkan sarapan. Dan kebijakan Disney yang
tidak menyajikan minuman beralkohol sama sekali padahal masyarakat Eropa
memiliki kebiasaan mengonsumsi anggur di siang dan malam hari.
Langkah yang dilakukan selanjutnya, Disney mengganti direksi taman
hiburan di Eropa. Peluncuran program baru yang dinamakan “Challenge
1994” pun dilakukan dengan melakukan efisiensi di beberapa elemen
operasional. Untuk mengurangi biaya, hampir 2.000 karyawan dirumahkan,
toko cendera mata yang berjumlah 30.000 dikurangi setengahnya. Pada
hotel dan restaurant, pilihan menu yang berjumlah 5.400 jenis dikurangi
menjadi 2.000 jenis. Dan untuk meningkatkan jumlah pengunjung,
diberlakukan pengurangan harga tiket masuk setelah pukul 5 sore. Selain
itu pelayanan pada konsumen ditingkatkan dan diberlakukan pekerjaan
yanbg lebih fleksibel. Contohnya di pagi hari karyawan menjual tiket dan
berganti menjual cendera mata pada siang harinya. Akhirnya pada tahun
1995, Euro Disney berhasil memperoleh profit.
Artikel ini diadaptasi dari buku Principles of Global Marketing karangan Warren J. Keegan dan Mark C. Green
No comments:
Post a Comment