Sunday, August 17, 2008

90. Nike yang Menggabungkan Dunia Fashion, Olahraga, dan Gaya Hidup

nike 90. Nike yang Menggabungkan Dunia Fashion, Olahraga, dan Gaya Hidup
Seiring dengan perjalanan waktu banyak pengalaman dan cerita yang kita temui. Pengalaman yang baik akan menjadi sumber motivasi sebagai pendorong menjadi lebih baik. Pengalaman yang buruk menjadi sumber pembelajaran dan perbaikan dari situasi saat ini. Dalam kesempatan ini, Marketeers membagikan  100 Classic Marketing Stories sebagai sumbangan kecil pada dunia bisnis saat ini. Inilah kumpulan dari 100 kasus pemasaran menarik yang pernah terjadi sepanjang masa.

Pada marketing stories beberapa waktu yang lalu, fokus cerita pada saat Nike membangun brandnya pada era 1970 sampai dengan 1980-an. Kini menarik bila kita memperhatikan langkah yang diambil Nike pada masa 1990-an. Pada saat itu Nike memperkenalkan citra perusahaan yang memiliki sikap dan kepribadian. Pada masa ini Nike membantu kalangan pemasaran dengan mengenalkan bahwa perusahaan juga mungkin saja memiliki “attitude”.

Pada saat itu Nike berusaha menargetkan konsumen generasi X (kebanyakan dari mereka akan berumur hampir 20 tahun pada tahun 1990). Karakter generasi ini cenderung lebih pemberontak dan lebih berani bersikap pada orang tuanya. Setiap generasi biasanya mencari sesuatu yang dapat dijadikaan identitas atau ciri generasinya seperti gaya rambut, potongan pakaian, dan berbagai aksesoris. Nike berusaha menjadi simbol dan mempromosikan produknya agar dapat dipakai oleh generasi muda saat itu.

Nike mengkomunikasikan produknya dengan cara yang tidak biasa. Sepatu lari menjadi simbol pemberontakan dan individualitas. Nike mencoba menciptakan citra tersebut dan dengan harga premium. Melalui endorsement Michael Jordan, Nike berusaha untuk menghubungkan antara olahraga, fashion, dan gaya hidup. Melalui iklan televisinya, Nike pun berusaha menyediakan image Nike yang jelas, identitas menarik namun tetap menunjukan unsur olahraganya.

Dalam kampanye promosinya, Nike berusaha untuk membuat semua materi promosi mulai dari gambar, slogan dan lainnya dengan cara yang kontradiktif. Sebagai contoh salah satu iklannya yang menampakkan wanita muda yang sedang berolahraga dan membawa headline “Just become you’re a nice girl doesn’t mean you can’t have evil legs.” Kampanye lainnya yang mengusung tema cukup aneh seperti “Just do it” dan “Bo knows..”  Kampanye ini mengembangkan reputasi Nike di mata konsumen.

Program-program promosi yang menarik ini cukup membantu kinerja perusahaan. Buktinya Nike berhasil menjadi market leader di industri. Kompetitor seperti Reebok, Adidas, dan perusahaan lainnya memang mengambil positioning sebagai produsen sepatu yang kontemporer dan stylish dengan kinerja yang sangat baik. Namun Nike dapat melakukannya dengan lebih baik lagi. Keberhasilan menggaet atlet-atlet ternama menjadi nilai tambah tersendiri bagi perusahaan. Nama dan citra perusahaan terus meningkat seiring dengan menanjaknya prestasi atlet tersebut. Agar dapat menghadirkan iklan  yang menarik dan kontroversial, Nike menggunakan sutradara dan berbagai tenaga pendukung yang memiliki karakter yang sesuai. Hingga saat ini, Nike seringkali membuat media promosi yang tidak biasa dan menarik perhatian banyak orang.
Artikel ini diadaptasi dari buku Reputation Marketing karangan Joe Marconi

No comments: