Seiring dengan perjalanan waktu banyak pengalaman dan cerita yang
kita temui. Pengalaman yang baik akan menjadi sumber motivasi sebagai
pendorong menjadi lebih baik. Pengalaman yang buruk menjadi sumber
pembelajaran dan perbaikan dari situasi saat ini. Dalam kesempatan ini,
Marketeers membagikan 100 Classic Marketing Stories sebagai sumbangan
kecil pada dunia bisnis saat ini. Inilah kumpulan dari 100 kasus
pemasaran menarik yang pernah terjadi sepanjang masa.
Sampai dengan sekitar tahun 1996 GAP telah dikenal sebagai salah satu
peritel pakaian yang cukup terkenal dengan produk jin dan T-shirtsnya
untuk kalangan remaja. Perusahaan memiliki kinerja yang baik sekali
dengan produknya ini. Namun sayangnya biar bagaimana pun kalangan remaja
ini akan selalu tumbuh dan melalui fase ini sehingga cepat atau lambat
mereka tidak lagi menjadi konsumen GAP.
Menyadari hal ini, GAP berusaha untuk mengisi segmen pasar yang belum
digarap perusahaan selagi peluang masih dapat diambil. Perusahaan
kemudian meluncurkan merek kedua yaitu Banana Republic yang menyediakan
pakaian dan aksesoris yang lebih stylish. GAP juga meluncurkan merk Old
Navy bagi konsumen yang lebih mengutamakan value sehingga produk
memiliki harga yang terjangkau. Kedua merek ini memiliki kinerja baik
dan keberhasilan ini menjadi bukti dimana perusahaan memiliki marketing
intelligence yang mumpuni. Hal ini tentu memuaskan baik dari segi
konsumen maupun investor.
Pada tahun 1996, setelah absen selama 6 tahun di dunia periklanan,
perusahaan mengeluarkan iklan yang populer di kalangan konsumen.
Kampanye iklan ini dinamakan “Khakis Swing”yang menunjukan dua puluh
dancer melakukan tarian menggunakan celana warna khaki yang dipadukan
dengan kaos Gap berwarna hitam. Dipadu dengan lagu era 1956, iklan ini
menarik perhatian konsumen usia 40 an. Dan secara cepat menanamkan citra
kuat di benak konsumen. Iklan ini juga berhasil mendongkrak image,
penjualan, dan harga saham GAP.
Namun di saat yang sama, Merk perusahaan lainnya Old Navy mengangkat
tema yang ditujukan pada kalangan muda pada iklan-iklan televisinya.
Penjualan Old Navy mengalami peningkatan cukup signifikan dan di sisi
lain penjualan GAP mengalami perlambatan pertumbuhan. Tidak beberapa
lama kemudian petinggi-petinggi GAP dikeluarkan. Banyak pengamat
menyatakan bahwa kinerja Old Navy yang semakin membaik malah mengancam
keberadaan merk induknya. Hal ini cukup meresahkan para pemegang saham
saat itu.
Nampaknya perusahaan telah melakukan diversifikasi produk yang tidak
tepat. Praktek kanibalisasi terus terjadi antar merek dalam GAP.
Ketidakjelasan positioning ini juga merusak image perusahaan secara
keseluruhan. Penurunan dan perlambatan total penjualan dari GAP tidak
mengimbangi biaya yang dikeluarkan untuk promosi. Perusahaan pun
mengambil langkah untuk mengurangi budget promosi baik pada iklan
televisi dan juga promosi dalam toko.
GAP melakukan blunder dengan kebijakan ini. Di saat terjadi penurunan
atau perlambatan pertumbuhan penjualan, GAP justru membutuhkan usaha
promosi yang dapat menanamkan citra kuat pada benak konsumen. Promosi
yang baik akan dapat menarik konsumen ke toko sekaligus membantu
peningkatan kepuasan konsumen. Promosi yang baik ini bukan berarti jenis
promosi yang memenangkan penghargaan tapi cuku menarik dan dapat
menanamkan citra baik perusahaan. Mungkin akan berbeda bila saat itu GAP
menentukan positioning yang tegas dan mengkomunikasikannya pada program
promosi perusahaan.
Artikel ini diadaptasi dari buku Reputation Marketing karangan Joe Marconi
No comments:
Post a Comment