Seiring dengan perjalanan waktu banyak pengalaman dan cerita yang
kita temui. Pengalaman yang baik akan menjadi sumber motivasi sebagai
pendorong menjadi lebih baik. Pengalaman yang buruk menjadi sumber
pembelajaran dan perbaikan dari situasi saat ini. Dalam kesempatan ini,
Marketeers membagikan 100 Classic Marketing Stories sebagai sumbangan
kecil pada dunia bisnis saat ini. Inilah kumpulan dari 100 kasus
pemasaran menarik yang pernah terjadi sepanjang masa.
Beberapa puluh tahun terakhir ini kita sering melihat perusahaan
menggandeng artis untuk meningkatkan image perusahaan atau juga
mendongkrak pembelian. Contohnya ketika serial Oprah masih tayang,
setiap buku yang sempat dibicarakan dalam acara tersebut hampir dapat
dipastikan akan menjadi best seller. Beberapa merek mendapat bantuan
dari para pendirinya yang merupakan selebritis atau sosialita sebagai
contoh merek Virgin yang banyak sekali terbantu Richard Branson. Contoh
lainnya merek produk yang dikondisikan agar memiliki asosiasi yang kuat
dengan artis-artis tertentu seperti berupa gambar, tulisan, dan
lain-lain. Biasanya merk –merk itu mengalami keberhasilan kecuali artis
yang diendorse mengalami masalah namun lain halnya seperti yang dialami
oleh Planet Hollywood.
Planet Hollywood memiliki beberapa investor dari kalangan selebritis
ternama seperti Bruce Willis, Demi Moore, Whoppie Goldberg, Arnold
Swarzenegger, dan Sylvester Stallone. Tempat ini dipromosikan dengan
besar ketika peluncuran pertamakalinya pada tahun 1991. Dengan cepat
perusahaan melakukan ekspansi secara cepat dan dengan segera berjumlah
80 unit di seluruh dunia. Namun pada tahun 1999 perusahaan mengalami
kebangkrutan dan sejumlah cabang restaurant ini dikabarkan ditutup.
Planet Hollywood terus mengalami penurunan konsumen dan hanya dapat
mempertahankan beberapa cabang di lokasi-lokasi restauran pertama kali
berdiri. Agar dapat bertahan, perusahaan memperoleh suntikan dana dari
investor asal Arab Saudi. Bagaimana tempat makan ternama ini hancur
dalam kurun waktu kurang dari 10 tahun?
Isu pertama, perusahaan melakukan ekspansi terlalu cepat tanpa
perencanaan yang matang. Planet Hollywood terus bernafsu melakukan
ekspansi meskipun saat itu perusahaan belum mendapat keuntungan secara
operasional. Hal ini juga terlihat dari rencana awal perusahaan yang
berambisi membuka 300 cabang pada tahun 2003.
Faktor lainnya dari segi makanan. Kebanyakan orang makan di luar
karena makanan yang enak, namun sayangnya Planet Hollywood tidak pernah
mempromosikan hal ini pada bisnisnya. Untuk mencapai kesuksesan jangka
panjang, restauran harus memiliki keunggulan pada makanan dan
minumannya. Bahkan McDonald’s juga menonjolkan makanannya meskipun
mereka sebenarnya lebih unggul dari segi harga produk dan kenyamanan
tempatnya dibanding rasanya.
Akhirnya Planet Hollywood hany berhasil menarik pengunjung yang
datang hanya untuk melihat-lihat. Perusahaan memang berhasil menciptakan
tempat tujuan wisata yang menarik untuk dikunjungi karena menyajikan
suasana dan barang-barang menarik seputar dunia selebritis. Namun
sayangnya hal ini gagal mendongkrak penjualan produk makanan dan
minumannya.
Dari kasus ini kita memperoleh beberapa pembelajaran. Pertama, unsur
selebritis tidak menjamin kesuksesan bisnis, kesuksesan usaha tetap
ditentukan oleh strategi, kebijakan, dan langkah yang diambil bukan
hanya menebeng ketenaran artis. Kedua word of mouth kembali terbukti
dapat mendongkrak kepopuleran usaha, nama Planet Hollywood juga
terdongkrak karena aktivitas ini. Tema atau image yang dibangun harus
sesuai dengan value utama yang dibawa bisnis. Bila usaha termasuk dunia
kuliner makan nilai yang ditonjolkan tentu makanan dan minuman, bila
usaha bergerak di bidang hiburan tentu unsur tersebut yang ditonjolkan
Artikel ini diadaptasi dari buku Brand Failures karangan Matt Haig
No comments:
Post a Comment